Monday, July 30, 2007



Rame2 Soal Pak MODIN

"Bonggan Kowe Gelem Dadi Rakyat”


Saya blas ora ngerti , saya kira Pak Modin itu ya Pak Lebe, walah jebulnya singkatan Mobil Dinas. Maklum wong nDeso klutuk.


Lha minggu2 ini, Pemkab Pekalongan lagi diramaikan dengan masalah Pak Modin. Critane pigimana ? Begini. Bu Bupati dan Pak Wakil Bupati, saiki nganggo Modin gressss. Bupatinya pakai Modin Camry Toyota Djepang sing harganya 0,5 milyar . Pak Wakilnya pakai Modin Honda Accord Djepang . jare regane 400-an juta punjul.


Kang Panjul sing dodolan segomegono lesehan, sing mangkal nang Pasar Mbabrik Ngkajangan gumun “ lho ..? Bupati sama Wakile kan wis ngannggo mobil, lha mobilnya sing mbiyek dikapakke ? “

“Y o mbuh ! kok takok karo aku !” jawab Rahit Pitut tukang becak .

“ Takok bae ra karo Bupatine “ sambung Nju Sripah bakul sego pindang tetel.

“ Kowe kuwi mesti ketinggalan sepur, Ketua DPRD-re yo wis suwi sih, nganggo Honda Taufic” sambung Ali Kuping , bakul sayur.

“ Taufic sopo, Honda kok Taufic. Taufic kuwi kan anake Kaji Soleh” kata Sripah

“ Honda Civic Accord” tegas Rahit Pitut


Gumunnya para rakyat dibawah yang nggak ngerti apa2 ini, juga jadi gumumnya para elite Partai , Ormas dan LSM.. Sekretaris PKB Kab.Pekalongan , mempertanyakan tentang pembelian Modin, demikian juga Ketua PC NU Kab.Pekalongan. “ Nggak punya sense of crisis” kata Ketua NU.

Pimpinan LSM, juga godeg2. Karepnya itu gimana. Wong rakyatnya lagi pada susah, kok Bupati dan Wakilnya dan Ketua DPRD-nya , gaya pakai mobil mewah. Kalau uang beli mobil itu diperuntukkan untuk kebijakan2 yang menyejahterakan rakyat , kan lebih baik. Nggak usah gayalah, kata Pimpinan LSM.. Jangan model BOGOR, biar tekor asal kesohor !


Sebelum masalah Modin ini muncul di publik , secara langsung dalam diskusi yang diselenggarakan FASTABIQ INSTITUTE Muhammadiyah Kab.Pekalongan, tanggal 21 Juli 07 yang lalu, Ketua Muhammadiyah Kab.Pekalongan sudah memberikan sinyal, bahwa Kab.Pekalongan perlu meniru Kab.Jembrana Bali. Daerah paling misikin di Bali, dengan PAD 11,2 milyar, penduduknya 257 juta dan APBD-nya hanya 259 milyar, tapi policy2nya benar2 pro Rakyat. Sekolah dari SD sampai SMA gratis SPP. Rakyat suntik dan beli obat gratis. KTP gratis dan masih banyak kebijak2nya yang pro Rakyat. Dan Pak Bupatinya I Gde Winasa yang dokter gigi (untu), modin-nya hanya TOYOTA HARDTOP 1978. . Opo ora por !


Kenapa Pak dokter untu Winasa begitu hebat ? Ketua Muhammadiyah Kab.Pekalongan menjelaskan, resepnya gampang. Priye ? “Ngko ndisik aku pak udud ” , kata Pak Ketua Muhamamadiyah. Setelah rokok Sukun-nya habis. Dia berceritera. “ Pak Bupati Winasa begitu pro rakyatnya, resepnya hanya satu “ Dia setiap hari berhasil mengalahkan “ hawa nafsunya”
( Hawa = kepentingan dan Nafsu = diri sendiri). Dia setiap hari berperang melakukan “jihad akbar”. Dan ketika hawa nafsunya bisa ditaklukkan, yang menang adalah Hawa Ummat
( Kepentingan Rakyat). Pak Winasa (meskipun di orang HINDU )merasakan benar apa yang dikatakan Kanjeng Nabi Muhammad SAW, bahwa berperang melawan hawa nafsu adalah perang besar ( Jihad Akbar).


Pak Ketua Muhammadiyah meneruskan. “Kenapa para Bupati , Walikota dan Pak Gubernur yang notabene telah berkunjung ke Jembrana, untuk ngangsu kaweruh atas keberhasilan Jembrana sebagai daerah yang paling berhasil dalam mengetrapkan OTDA, ( 300 Kab dan Kota dan 10 Propinsiti telah berkunjung ke Jembrana) )tidak berhasil mengetrapkan kebijakan2 seperti Jembrana, jawab-e gampang lhour , Pak Bupati, Pak Wali dan Pak Gub, belum berhasil mengalahkan Hawa Nafsunya “


Jadi persoalannya bukan daerah Miskin atau daerah Kaya, tapi muskila kabirnya (masalah besar) hanya HAWA NAFSU tok lhour. Selama Hawa Nafsu mengalahkan Hawa Ummat jangan harap kebijakan2 Pemda akan Pro Rakyat.

“Lha kalau begitu terus pigimana” kata Ngkoh Tjun Hwie Kedungwuni

“ Bonggan kowe gelem dadi Rakyat “ ….. “ Ah ente ! “ <>