Saturday, May 26, 2007

Sama Tapi Tidak Serupa :
Antara Rohmin Hood d/h Rohmin Dahuri
dan Robin Hood.


Sampeyan tau kan Robin Hood ? Itu lho jagoan di Film. Biasa disebut Lakone. Menangan dan hobbynya pake pedang. Sing jelas, dia bukan wong Sampangan atau wong Noyontakan. Aslinya Wong Nggambaran. Wong Bioskop. Dia itu wong hebat. Tukang ngrampok duitnya orang2 kaya., kemudian dibagikan kepada “orang2 miskin yang papa "

Lha Rohmin Dahuri ?

Asli Tjribon. Keluarganya nelayan. Tentu saja bukan anak alang2. Katanya anak yang soleh. Ibadahnya sregep. Tukang kasih ceramah agomo. Masih muda, pinter. Gelarnya saja Prof.DR, bukan Profesi Dalam Rohani lho alias dukun. Ahli kelautan. Sebelum jadi Menteri, dulu jadi Dirjen jaman Menterinya Sarwono Kusuma Atmaja . Waktu Mbakyu Megawati jadi Presiden dan kepincut, maka diangkatlah Rohmin jadi Pak Menteri Kelautan Dan Perikanan (DKP).

Rohmin ngumpulan duit dari “pemotongan “Dana Anggaran yang sebetulnya diperuntukkan untuk Masyarakat Nelayan. Tidak seperti Robin Hood, yang pakai pedang, Rohmin pake SK . Dan hasil “rampokannya” itu, dia bagi2kan bukan kepada “orang2 miskin papa”, tapi kepada “orang2 kaya politisi, calon2 Presiden” dan sebagaian untuk dirinya sendiri.

Jadi sama tapi tak serupa kan ? Si Robin Hood ngrampok orang2 kaya, hasilnya untuk orang2 miskin, kalau Rohmin, orang2 miskin “disunat” , hasilnya untuk orang2 kaya.

Karena sama , walaupun beda, barangkali Rohmin tidak salah kalau namanya dirubah

biar sedikit keren , jadi “Rohmin Hood.” .

Ya Amien : Kenapa Tidak Kau Katakan “ No, Thank’s “
Ya Kenapa, kenapa ? !


Suatu malam yang dingin di disudut Kota Washington, tepatnya disebuah Restaurant, Amien Rais, Bara Hasibuan (orang PAN yg kemudian hijrah ke PKB ), Frank Tiara (Lawyer ) , dan Mr. Woolfowitz ( Deputy Menhan US), bersantap malam. Tentu saja bukan makan malam dg Segomegono atau Garangasemnya Masduki, atau Nasi Uwetnya Zarkasi. Dan disela2 makan malam, yg tentu saja ngobrol ngalur ngidul, tiba2 Mr. W bilang sama Amien Rais, kayaknya kayak gini ngomongnya “ Mr Amien, pigimana kalau ada sebuah LSM Amerika , pengin mbantu keuangan sama Partainya Pak Amien. Pak Amien bisa terima nggak “ Jawab Amien tegas dan terang benderang “ Mr W…. NO ! Thanks.” Dan minta pembicaraan seperti itu disclose saja. No ! Thanks .

Demikian pengakuan Amien Rais dalam diskusi di Forumnya Sugeng Yaadi sorry, Sugeng Sarjadi Forum di Q TV.. Orang Kajangan kalau nyebut Bapaknya Sugeng memang Yaadi, bukan Sarjadi. Dasar Nkajangan !

Suatu sore ( entah dirumah Jogya atau di rumah Gandaria Kebayoran Jakarta ) , melalui suruhannya, Rohmin Dahuri, “ titip cek“ untuk sedikit mbantu Tim Suksesnya dalam memenangkan AR dalam lomba Pilpres . Jumlah totalnya Rp 600 juta.

Demikian pengakuan Didi, Kabag Umum DKP-nya Rohmin. meskipun AR ngaku hanya 200 juta. Yang benar siapa, nggak taulah . Yang tau Gusti Alloh.

Yang bikin heran . kenapa AR tidak bilang seperti waktu makan malam sama Mr W di Washington ? No, Thanks. Kok malah diterima dan kayaknya dibarengi dengan kata2 “alkhamdulillah “. Aneh kan ? Dan seharusnya AR tau, bahwa terima uang bantuan untuk Pilpres max hanya boleh 100 juta.

Dan cilakanya, kenapa kok baru “ ngaku” setelah Didi nyanyi di sidang Pengadilan ? Kok ngga dulu2. Wah bingung saya.

Pendapetnya sampeyan gimana ? Lha kalo Didi nggak nyanyi, apa AR kira2 mau ngaku ?

Dimedia sikap jujur AR diacungi jempol !

Saya yang wong nDeso kok tambah malah bingung.

Monday, May 21, 2007




Fadli Zon (IPS) :

Reformasi Pintu Masuknya
ImpBar, Polib dan Bandit2


Jakarta, Kompas - Perjalanan sembilan tahun reformasi dimaknai secara berbeda oleh berbagai kalangan masyarakat. Ada yang pesimistis dengan reformasi yang telah kehilangan arah, tetapi ada pula yang mendorong agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menuntaskan reformasi.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Minggu, 20 Mei 2007, ditandai berbagai aktivitas politik. Akbar Tandjung meluncurkan ormas baru bernama Barisan Indonesia, sejumlah tokoh senior menggelar diskusi bertema "UUD 1945 dan Pancasila Menghadapi Tantangan Masa Depan", dan Siswono Yudo Husodo menggelar silaturahim Majelis Penasihat Lembaga Perajut Bangsa.

Siswono mengemukakan, apa yang terjadi setelah reformasi semakin membuat anak bangsa sulit untuk bangkit. Kondisi menyedihkan ini mengecewakan semua anak bangsa yang berharap bangsa ini maju menjadi bangsa besar. "Bangsa ini mungkin terlalu bodoh untuk menyadari kekurangannya," ujarnya.

Ia mengatakan, bangsa ini sering kali sibuk dengan mengurusi hal yang tidak perlu. Bahkan, tak sedikit yang lebih senang menuntut haknya atau ingin memperluas kewenangannya.

Direktur Institute for Policy Studies Fadli Zon kepada Kompas menyatakan, reformasi hanya sekadar pergantian kekuasaan. Reformasi merupakan pintu masuk imperialisme baru, yaitu demokrasi liberal di bidang politik dan pasar bebas di bidang ekonomi, dan bandit2 politik, yg kerjanya berjamaah korupsi.

Fadli menilai desentralisasi perlu, tetapi masalahnya kapan dilaksanakan. "Kita enggak pikir panjang langsung otonomi daerah, tetapi tak ada infrastruktur. Di mana pun di dunia, tak ada desentralisasi pada saat krisis," katanya sambil menambahkan, harus ada arah baru dalam reformasi.

Rektor Universitas Paramadina Anis Rasyid Baswedan berpendapat, reformasi harus dituntaskan karena banyak yang belum berjalan, bahkan ada yang sama sekali belum tersentuh. Reformasi politik baru pada fase pembebasan berpolitik yang pada era Soeharto dibatasi. Seharusnya, fase kedua adalah membuat partai politik dan sistem politik bekerja menyejahterakan rakyat. "Sekarang ini baru pada tahap politik untuk politik," ujarnya. Reformasi birokrasi belum tersentuh. "Presiden harus menuntaskan reformasi," ucapnya.

Ia mengkhawatirkan kesabaran rakyat atas demokrasi akan habis. "Saya menduga tiga pemilu kalau tanpa hasil menyejahterakan rakyat, rakyat akan bertanya. Yang rugi kita. Terbukti di Amerika Latin dan terbaru di Pakistan," paparnya. (mam/sut/bdm)

Tuesday, May 15, 2007




Kamu Tau, Tapi Pura2 Tidak Tau, Karena Kamu Ada Mau
syndrome democracy grey zone


Banyak perbincangan dlm diskusi2 baik di MediaCetak, TV. Ceramah2 yang menampilkan para ahli (katanya) , ahli politik, ahli ekonomi, dan ahli2 yang lainnya, (Yg jelas bukan ahlinya teh Botol Sosro) , berbusa2 mengkritik Pemerintah . Kata para ahli " Pem tdk becus, rakyat menderita. Pengangguran bertambah. Ekonomi sektor riil mati suri, dan bla bla bla. Mereka seolah2 berdiri dan berteriak membela rakyat. Bahkan yg fantastis ada ahli dari Lembaga yg dulu sebagai think thanknya ORBA, teriak paling kenceng mengkritik Pem dan bahkan ORBA, yg notabene mereka adalah arsiteknya. Kata orang bodoh seperti saya, itu namanya Teriak Maling Teriak, sorry terbalik " Maling Teriak Maling ".
Rakyat susah. Ekonomi Riil mandeg. Pengangguran bertambah. Bukan karena Pemerintah, bukan karena Banknya nggak mau ngucurkan kredit (lebih baik ke SBI), Bukan karena SBY ( Selalu Bingung dan Ragu ). Bukan ! Saya pikir sampeyan sudah tau , tapi ya... itu, pura2 tidak tahu. Reformasi itu benar2 telah membuat Repotnasi. Demokrasi itu hanya penting untuk sampeyan, tapi Rakyat tidak butuh yang dimau hanya Nasi ! Wong GNP-nya baru 1500 kok berani2nya numpak Demokrasi. Sabarlah, kalau sudah 7500 GNPnya silahkan numpak Demokrasi. Saya tahu, kalau tidak sekarang sampeyan numpak Demokrasi, sampeyan tidak bisa pesta pora, meskipun Rakyat menderita. Kata orang bule Thomas Carroher, dalam Journal Democracy, - studi yg ia lakukan terhadap 150 negara,- pd negara yg memiliki GNP yg belum memadai, namun negara tsb. numpak Demokrasi, yg terjadi adalah munculnya BANDIT2 ELITE, mereka berpesta pora atas penderitaan Rakyat. Bandit2 tsb, kata Thomas, berbaju sebagai Pimpinan2 Parpol, Pimpinan2 Pemerintahan, Anggota2 DPR, Penggiat2 Demokrasi (LSM). Suasana kebatinan tsb, dinamakan sebagai Syndrome Demokrasi Abu2.
Su'udhon saya, bukan tidak mungkin, karena kebodohan mereka yg sok Demokrasi, kita tidak sadar, bahwa suasana Negera kita seperti sekarang ini, adalah bagian dari disain besar USA dan sekutu2nya. Indonesia yg kuat, sangat ditakuti. Karena letaknya yg strategis ( geopolitik), Rakyatnya mayoritas Muslim, terbesar didunia. Dan memiliki modal keberanian yg sulit diprediksi, ygt bisa2 mengganggu / menyulitkan USA dan sekutu2nya. Oleh karena itu, agar RI porak poranda, didorong2lah -dg berkolaborasi dg Tokoh2 Demokrasi lokal- RI masuk dalam wilayah Demokrasi. USA dan sekutu2nya tau, hanya dg Demokrasi - tdk usah dg kekuatan senjata - pada tingkat GNP yg belum memadai , pelan2 RI pasti hancur lebur ! Dan terbukti kan ?!
Dalam konteks suasana seperti ini, Vladimir Putin (Russia), adalah orang yang tau dan sadar. Setelah Uni Sovyet, terpecah belah akibat Demokrasi, dan Rakyatnya hidup susah, bahkan orang2 Komunis menggeliat menuntut diberangusnya Demokrasi yg membuat hidup susah dan memudarnya Nasionalima Sovyet, Putin " kebelakang". kembali membawa Russia kedalam domain otoriter. Demokrasi tetap, tapi hanya prosuderal. Pak Putin tidak segan2 "menyetip", oposan2 yang mengganggu. Ingat kasusnya ANNA POLITKOVSKAYA redaktur Harian Isveztia
yang tiba2 ditipex ketika mau masuk kantornya pagi hari. Alex Litvinenko, mantan KGB, yang menjadi bandit dan kaya raya, tinggal di London, dikasih arsenic ketika makan malam bersama orang2nya Putin, dan Kodorsky, konglomerat Russia, yang kaya raya yg diuntungkan karena demokratisasi di Russia, dijebloskan ketahanan dengan tuduhan manipulasi. Hasilnya, Russia stabil, ekonomi menggeliat, investasi jalan, rakyat menuju kekesejahteraannya. Hutang IMF dibayar lunas, dan Cadangan devisanya terbesar no 3 didunia. Dia bisa tegas dan keras, karena suasana sosial politiknya mendukung. Lha kalau kita ( Pemerintah )mau tegas, jangan2 diterikin : melanggar HAM lah, memberangus kebebasanlah dan lah lah yang lain.
Aku taulah, karena kamu ada Mau. Biar Rakyat menderita yang penting Aku .... Aku Makmur... Aku bisa berkorupsi jamaah. Emangnya Rakyat Gw Pikiran ? Enak Aja.



Kemiskinan Yang Mrebes Mili



Kemiskinan yang menangis atau crying poverty, adalah suatu keadaan kemiskinan dlam mana kita sudah tidak bisa keluar dari suasana itu.
Orang makin sulit menghadapi kehidupan, harga barang2 kebutuhan pokok naik, sementara penghasilan sehari2 tidak diperoleh. Bagaimana penghasilan akan diperolehnya, wong kerja saja tidak. Mengapa tidak kerja ? Karena tidak ada kerjaan yang dikerjakan. Jutaan rakyat yang dahulu menggantungkan kepada Pabrik2 (yang menyerap tenaga kerja, sep tekstil, sepatu), telah banyak yang tidak berproduksi. Kalaupun berproduksi, hanya 40 % kapasitas produksi.
Inilah yang menyebabkan pengangguran meningkat , dan yang fantastis jumlah orang miskin per akhir th 2006 telah mencapai separoh dr total penduduk, lebih kurang 110 juta orang menganggur.
Dari pikiran bodoh, kalau mereka terserap dalam sektor riil (pabrik2), mereka dapat upah, yang berarti dia bisa menghidupi keluarganya, punya daya beli, sehingga perekonomian bergerak, produk2 pabrik terbeli. Itulah yg dikatakan " spiral keatas". Tapi yang terjadi, spiral itu kebawah. Ya mrebes mililah kita.
Itulah hasil Reformasi sejak 1998, yang sekarang benar2 berubah menjadi REPOTNASI.
Jadi.... jangan malu2lah kita kembali saja ke LAPTOP ! Aman, kerja lancar, bahan pokok tersedia -tdk antri- dan kita tidak akan mrebes mili. Kalau kita kembali " ke Laptop", yang mrebes mili ya LSM2 Pro Demokrasi, Elit2 (Pimpinan Partai,DPR/DPRD/Pimpinan2 Pusat/Daerah/Lokal ) yang jumlahnya tidak lebih dari 20 ribu. Sekarang mereka inilah yg sedang berpesta pora diatas mrebes milinya Rakyat !.

Monday, May 14, 2007

Senin, 14 Mei 2007
EDITORIAL
Dana DKP
Mengalir sampai Amien Rais

ADA adagium terkenal revolusi memakan anaknya sendiri. Adagium itu secara kontekstual sekarang bisa dipelesetkan menjadi reformasi memakan bapaknya sendiri.

Memakan anak atau memakan bapak dalam sebuah perubahan besar kiranya merupakan ironi dan tragedi yang terulang dalam sejarah. Perubahan yang cepat, dengan nama revolusi ataupun reformasi, rupanya terus menyimpan pembuktian yang sebaliknya. Yaitu, yang revolusioner dan yang reformis itu ternyata bagian yang dalam perjalanan sejarah kemudian juga perlu direvolusikan dan direformasikan. Dan yang dimakan tidak lagi anak, tetapi juga bapak.

Yang lebih menyedihkan ialah jika yang terjadi justru yang lebih tragis. Sang bapak perubahan justru yang memakan perubahan itu sendiri sehingga perubahan menjadi panggung badut-badut dengan semua topeng hipokrisi.

Itulah semua tragedi dan ironi yang sekarang sedang dibuktikan pengadilan perkara korupsi dana nonbujeter Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Kasus ini merupakan kasus yang paling menarik karena dana nonbujeter itu mengalir ke banyak partai dan juga ke banyak tokoh.

Di antaranya yang paling mengagetkan dana itu dinyatakan juga mengalir sampai ke Amien Rais. Mengagetkan karena Amien Rais merupakan tokoh reformis, bahkan Bapak Reformasi.

Amien Rais dinyatakan menerima uang sebesar Rp400 juta. Uang yang sangat besar terlebih di tengah penderitaan rakyat. Uang yang sangat besar di tengah kegagalan reformasi memberantas korupsi. Dan lebih mengagetkan lagi, jika kemudian terbukti benar sang Bapak Reformasi ikut pula memakan dana nonbujeter itu.

Namun sejauh ini Amien Rais tergolong diam saja. Padahal, di negeri ini siapa pun tahu, Amien Rais adalah tokoh yang vokalis, yang bicara tanpa tedeng aling-aling, yang komentar-komentarnya terus terang, tajam, dan memikat.

Tetapi mengapa menyangkut dirinya sendiri sang tokoh memilih diam? Padahal kasusnya menyangkut salah satu urusan besar reformasi yang diperjuangkannya yaitu memberantas korupsi.

Dalam kasus aliran dana nonbujeter ini Amien Rais telah kehilangan autentisitas dirinya, yang spontan dan terus terang. Sikap itu menambah kecurigaan publik bahwa reformasi telah memakan bapaknya sendiri atau malah sang bapak telah memakan reformasi sehingga ikut dalam gurita besar korupsi dan berubah menjadi badut-badut di panggung hipokrisi.

Tentu saja asas praduga tak bersalah terhadap Amien Rais harus dijunjung tinggi. Namun pernyataan Amien Rais mendapat aliran Rp400 juta disampaikan dalam persidangan di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi. Sebuah pernyataan yang sangat kuat, yang disampaikan dalam sidang pengadilan yang bersifat terbuka.

Seorang tokoh reformis yang biasa bersuara lantang tentu juga memiliki hak untuk memilih diam. Diam di ruang publik, untuk kemudian menjawabnya tuntas juga dalam kesaksian di forum yang sama di pengadilan yang juga terbuka untuk umum.

Oleh karena itu, semua mata seharusnya ditujukan kepada pengadilan dana nonbujeter DKP untuk bersama menyaksikan keberanian hakim membongkar semua aliran dana yang mengagetkan itu. Diperlukan keberanian hakim, karena melibatkan berbagai partai dan tokoh, termasuk sebuah nama besar 'Bapak Reformasi' yang diagungkan karena keberanian dan kejujurannya.

Kasus dana DKP ini mestinya pintu untuk membongkar semua aliran dana setuntas-tuntasnya sehingga semua topeng kepalsuan elite bangsa terbuka di pengadilan.

Thursday, May 10, 2007

Sinetron Bulan Ini
Reshuffle Jilid II

Panggung politik Negeri kita hingar bingar, perkaranya, rakyat Indonesia ramai2 nonton Sinetronyang betajuk " Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II". Pemainnya mereka yang sahwat jabatannya tinggi, dan mereka yang dag dig dug seport jantung " jangan2 saya ikut direshuffle"yg diperankan para Menteri yang sedang menjabat. Dan sutradaranya Pak Prerogatif, yaitu Pak Presiden. Menonton sinetron tsb. kita tidak melihat sikap seperti dipertontonkan dalam episode Abu Bakar Sang Khalifah dengan sahabatnya Umar bin Khotob. Secara dramatis dan tiba2 Abu Bakar meminta Umar untuk menjadi penggantinya sebagai Khalifah ,karena Abu Bakar sakit. Jawaban Umar, tidak ! "Aku bukan orang yg tepat " kata Umar. Abu Bakar menilai bahwa Umar adalah orang yg tepat. Keras, tegas, jujur dan selalu berkata dg hati nuraninya. Ketika Umar tetap menolak, Abu Bakar mengatakan kepada Umar "Ya Umar , ada 2 perkara yg dibenci oleh Alloh, yaitu pertama orang yg mampu tapi tidak mau, dan yg kedua orang yg tidak mampu tapi mau ". Begitu mendengar peringatan Abu Bakar, menangislah Umar dan Allohu Akbar ! Umar akhirnya mau menerima jabatan menggantikan Abu Bakar, sebagai Khalifah ke II, dalam Pemerintahan Pasca wafatnya Nabi di Madinah. Episode seperti tsb.tidak kitas lihat dalam Sinetron Resuffle II. Justru sebaliknya, banyak orang yang menginginkan diangkat sebagai Menteri. Tidak perduli apakah dia mampu atau tidak, yg penting Menteri.
Dan ketika mereka diangkat menjadi Menteri, mereka melakukan syukuran, bukan mohon minta didoakan agar jabatan yg diembannya berhasil. Malah katanya ada seorang yg diangkat Menteri akan mengadakan Syukuran Kubro. Syukuran boleh, tapi sebaiknya, setelah dia berhasil menyelesaikan tugasnya. Doa itu penting, karena medan yg akan dihadapi bukan masalah enteng. Sudah 9 th sejak reformasi, rakyat makin sengsara hidupnya. Ekonomi riil mandeg, ekonomi rakyat mati suri. Itulah sebabnya tingkat kepercayaan Pemerintah SBY - YK dimata rakyat merosot dari 69 % menjadi 39 % ( Survey LSI Maret 2007).
Terlepas dr semuanya, kita kirim doa dan sangat mengharapkan agar hasil Resuffle II, benar memberikan manfaat yg besar bagi Rakyat. Kalau tidak, kita tidak tahu apa yg akan terjadi.

Monday, May 7, 2007


Harris Riadi

Dengan Batik Warna Alami

(Harian Kompas)


Melawan arus. Itulah yang dilakukan Harris Riadi (46) dalam mengembangkan usahanya sebagai pengusaha batik di Kota Pekalongan, Jawa Tengah.

Di kota itu dilahirkan ribuan perajin batik baik tulis, cap, maupun cetak, namun sangat sulit ditemukan pengusaha batik yang menggunakan pewarna alami seperti yang dilakukan Harris. Sungai Loji, salah satu sungai yang membelah Kota Pekalongan, membuktikan betapa penggunaan pewarna kimia telah merusak lingkungan. Air sungai ini nyaris tak mengalir dan berwarna hitam pekat. Kebangkitan industri batik pada tahun 1980-an berakibat pula pada degradasi lingkungan.

"Saya tidak ingin menambah beban lingkungan. Oleh karena itu, saya memilih pewarna alami, bukan pewarna kimia," ujarnya. Pilihan itu juga menyiratkan bahwa batik adalah seni budaya yang tidak melulu memenuhi kemauan pasar.

Harris yang dilahirkan di Kota Pekalongan, tak asing dengan dunia batik tulis. Tetangganya kala itu kebanyakan bekerja sebagai pembatik. Demikian pula kakeknya, Hazim Mutaman yang sukses menjadi pedagang batik sekitar tahun 1950.

Ketertarikan pada seni batik dipertajam dengan mengenyam pendidikan di Akademi Seni Rupa Indonesia pada tahun 1980. Namun, di tingkat II, Harris memutuskan untuk putus kuliah dan lebih memilih belajar batik kepada seniman-seniman.

Salah satu seniman idolanya adalah Amri Yahya, pelukis batik yang mengajarinya untuk menjadi diri sendiri. Sejak 1982 ia pun memutuskan untuk menggunakan bahan pewarna alami untuk mewarnai batik.

Bahan alami yang digunakan Harris sebagai pewarna mulai dari kulit kayu mahoni, jelawe, secang, tegeran, kayu nangka, hingga bahan jamu, pohon nila, dan daun tom.

Dasar seniman, Harris terus bereksperimen untuk menghasilkan warna-warna baru dari bahan lainnya. Bahan pewarna yang baru itu berasal antara lain dari kotoran sapi dan sabut kelapa. Kedua bahan ini dipilih karena ia ingin mendayagunakan sampah.

Harris mengatakan, kain batik buatannya ini lebih diminati oleh kalangan wisatawan mancanegara. Sejumlah pemandu wisata kerap membawa mereka ke rumah Harris yang berada di kawasan Krapyak Lor, Pekalongan Utara, melihat proses pembuatan batik dengan pewarna alami secara langsung. (L Andreas Sarwono)

HARRIS RIADI
* Tempat dan Tanggal Lahir: Kota Pekalongan, 30 September 1963
* Pendidikan Terakhir: Akademi Seni Rupa Indonesia tingkat II
* Pengalaman Kerja: Desainer Batik Keris tahun 1983-1989
* Workshop: Bintang Batik Warna Alam
* Prestasi: - Peserta Pameran Seniman Muda Indonesia 1985
- Juara Lomba Desain Batik Dekranasda Jateng 2003

Thursday, May 3, 2007

Ya Solat, Ya Haji ,
Ya Umroh
Ber-kali2 ..... Ya Korupsi !!!!


Negeri tetangga kita Republik indonesia , konon penduduknya nomer 4 sak dunia - setelah Cina, India, USA - Jumlahnya naudzubillah 220juta !. Wolungpuluh (80) persennya beragama Islam. Jadi negeri tetangga kita ini disebut juga Negeri Muslim Terbesar didunia- meskipun bukan negara Islam, tapi mayoritas ummatnya Islam.
Makanya tidaklah gumum bin heran, kalau rumah2 ibadat - masjid2- yang megah terdapat dimana2, dikampung dikota. Disetiapkantor Pemerintah maupun kantor2 Perusahaan Swasta, rasanya belum "sholeh" kalau tiak ada masjid - mushollanya.
Mobil2pejabat Pemerintah yang di Indonesiadisebut Birokrat, apapunmereknya - pasti digantungan tasbih pada kaca spion didalam mobilnya dan dijok belakangnya /tempat dudukbelakang terlempit "sajadah".
Pengajian2 , dikantor Pemerintah, paling tidak 1 minggu sekali pasti digelar. Pada bulan2 umroh atau bulan haji, mereka ramai2 pergi ke Tanah Suci. Bukan hanya sekali,bahkan berkali2.
Demikian juga pengajian/ kuliah subuh, hampir semua TV Indonesia memiliki progam pengajian dengan nama acara yang berbeda2. Yang tak kurang hebatnya , pembicara2 nya bersorban , berjenggot agar kelihatan kesalehannya . Setiap jadwal waktu sholat, adzanpun dikumandangkan .Progam acara dzikir jamai, tak kalah maraknya. Dilakukan secara khusuk, bahkan pakai menangis segala.
Tapi ternyata, atmosfir kesalehan tsb. tidak tampak dalam kesehariannya. Korupsi tetap marak. Bahkan dilakukan secara berjamaah. Korupsi tetap menjadi iqon Negeri tetangga kita. Sehingga predikat juaradunia Korupsi tetap disandang Indonesia. Dalam bahasanya orang2 IAIN keslehan rtualnya tidak dibarengi dengan kesalehan muamalahnya " Mengapa ?
Barangkali jawabannya .... mayoritas orang Indonesia masih sebatas sebagai orang ISLAM, belummenjadi orang yang ber IMAN. Sebagaimana Alloh jelaskan dalam Al Quran " ..... ketika orang2 Badui itu datang kepada Muhammad " Aku telah berIslam " Alloh menyuruh Muhammad menjawab, "benar engaku telah Islam /berserah diri tapi Engkau belum beriman karena Iman belum masuk dalamlubuk hatimu yang paling dalam ( Al Hujurat ).

Tuesday, May 1, 2007

Oh Pasar Sentelingku........!

P a s a r S e n t e l i n g

Saya mau ngobrol tentang kota saya, Kota Batik Pekalongan, tanah air ente dan ana !Bagi wong ngKalongan kuno ( lahir dibawah th 1960 ) pasti ingat Pasar Senteling. Pasar Legendarisnya kota Pekalongan. Letaknya ditengah2 kota, dijalan Sultan Agung. Gapuranya yang antik dengan arsitek khas Londo. Saya yang tinggal di Pekajangan ( 8 km dr Pekalongan), setiap hari libur Jumat pasti wisata ke Pasar Senteling. Biasanya dengan bersepeda "Jengki", sebelum ke Ps Senteling mampir dulu di Toko Buku Bapaknya Abdurahman Saleh Jaksa Agung, namanya Toko Buku Raja Murah, berdampingan dengan Toko Kopiah Raja Obral, dijalan Keplekan ( Hayam Wuruk).Wan Saleh,bapaknya Rahman Jaksa Agung ,orangnya hangat dengan kaos oblongnya Cap Lombok dan bersarung Fulikat Kotak Sembilan kita ngobrol ngalor ngidul ,sambil lihat2 buku . Setelah selesai biasanya tidak lupa mampir ke Toko Baljun ,toko Olah Raga dan Alat2 Musik , toko itu milik ayahnya Ama' Baljun yang dramawan itu..Wan Baljun sang Bapak , pemain legendaris Ps.Al Hilal, Tendangannya jangan tanyaklah. Sepertinya tendangannya Beckham yg sekarang polupler itu, (jangan2) meniru tendangannya Wan Baljun.Bahkan saking populernya "sekitan" / tendangan Wan Baljun, diabadikan dikaca tokonya dengan gambar Wan Baljun lagi "nyekit"/nendang bola. Sambil pakai sarung, biasanya Ama' Baljun sehabis pulang sekolah, menunggu tokonya dipojok Jalan Hayam Wuruk. Suatu ketika saya mau beli Guitar model ELPIS (Elvis), sambil Guitar itu saya pegang2 dan saya mainkan, Ama' Baljun bilang " Guitar ini suaranya masya Alloh, anda petik senarnya, gaungnya sampai Ps. Senteling....". Ngga Percaya ? Saya petik senarnya ente lari cepat ke Ps.Senteling " Kalau nggak sampai gaungnya nggak usah dibayar ! Hebat kan !"Setelah kedua toko itu kita kunjungi , barulah kita ramai2 menuju Ps.Senteling. Pasar yang indah , artistik yang menyimpan sejuta kenangan.Dipasar yg artistik dan nyaman itu, puluhan makanan khas Pekalongan tersedia. Taota ayam Pak Jo, Taoto Tjarlam, Gado2 Amat, Lontong Ngglebed Pak Nur, Gado2 asli Pekalongan Pak Tarjo, Lontong Ayam Pak Badrun....... Kios2 batiknya juga ngangeni. Kios Batik dan Sarung Kaji Tuhri, Babah Mbing, Tukang harloji dan kocomoto Mastur. Sambil ngisep rokok Sukun biasanya kita ngobrol dikios2, sambil lihat lalu lalangnya orang dipasar. Dan tidak lupa biasanya kita nonton permainan Ularnya Kassan, penjual obat.
Kenangan indah itu tamatlah sekarang. !!Atas nama moderenitas Pemkot Pekalongan membuldozer Pasar Senteling (2000). Ratusan pedagang2 kecil terputus mata rantai marketnya. Padahal mata rantai marketnya dibangun oleh mereka bukan 1-2 tahun tapi puluhan tahun. Sehingga kalau kita mau belanja batik atau sarung, pastilah sudah tau dan langsung ketempatnya Pak Haji Tuhri atau Babah Mbing. Fanatisme pelanggan inilah yg mereka bangun puluhan tahun. Tp ya itu tadi karena katanya demi moderenitas, pasar sudah kumuhlah dll. pasar legendaris itu perlu dan penting untuk dirobohkan. Masalah ini menjadi "penyakit" Walikota/Bupati dimana2, bahwa apabila, jikalau akan habis masa jabatannya, ditangunggung dan pasti dibangun Mall, katanya tuntutan jaman (yang bener aja ) moderenitas atau komisi ? Contoh kasus banyak hal ini terjadi di Jawa Tengah.Mereka lupa, bahwa policy itu mendholimi pedagang2 pasar yang berada didalamnya.Sekarang ? kita tidak tahu lagi dimana kiosnya H.Turi, Babah Mbing, Opor Ayam Badrun. Mereka tergusur, karena tentu saja tidak mampu nebus kiosnya. ,bahkan sekarang 1400-an kiosnya tutupLengkaplah sudah "derita" saudara2 kita warga Pasar Legendaris Senteling, mereka pada mrebes mili. Oh... Sentelingku .... !