Friday, September 19, 2008

Hidup adalalah Mesin Jahit......


Hidup Adalah Mesin Jahit.......


Hidup adalah mesin jahit
Langit diluar
Langit dibadan
Bersatu dalam Jiwa

Biarkan Aku hidup
Sribu tahun lagi
Bersama mesin jahitku

Hidup adalah mesin Jahit
Mesin Jahitku lebih baik
Dari pada mereka
Yang berjas dan berdasi
Hanya untuk kerja korupsi

Mereka adalah yang berkursi
politisi yang tidak tahu diri

Hidup adalah mesin jahit
Langit diluar
Langit dibadan
Bersatu dalam jiwaku.

Meskipun berusia lanjut, Ngatirin (75) tekun menjalani usaha menjahit
di sekitar Pasar Totok, Kelurahan Werdoyo, Kecamatan Kebonagung,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (18/9). Dengan usaha yang
telah ditekuninya sekitar 30 tahun itu, ia dapat mengumpulkan uang
sebesar Rp 25.000 per hari, apalagi ketika mendekati Lebaran.


Monday, September 8, 2008

Duh Gus.... Gus Condro ....... Sabar.., Gusti Alloh Mboten Sare


Saya tidak kenal sama Mas Agus Condro, mung karena "dramanya" yang mencekam dimedia2, jadinya saya merasa dekat. Luwih2 tonggo desa. Wong mBatang.Jadi ikut merasakan apa yg dirasakno Gus Condro. Ojo bingung Gus... manteb bae....lan sabar.

Sampeyan ngerti nggak yang namanya Kolo Bendu, si Kolo ini sedulurnya Jaman Edan. Ronggowarsito kan wis ngramal, nek kapan mbuh wektune, negorone ndewe bakal ketemu karo si Kolo Bendu. Pada jaman kolobendu, wong sing jujur bakal ancur. Wong sing ora jujur bakal makmur.

Bayangkan, koncone dewe Gus Condro, ngomong jujur karo KPK, tentang fulus "syukurane" . Miranda Gultom (DepSenior BI) yang dia trima. Gus Condro bloko suto, nek dewekke trimo amplop (khawalah) isine 10 lbr travel cheque a Nggo Cap Tiao per lembare. Total NggoPek tiao (Rp 500 jt) . Walah nek ditukoke krupuk , biso nggo nggurugi ngKalongan.teman2nya se Fraksi juga terima. Bahkan saya punya teman, yg juga di DPR ,ceritera, bahwa apa yg diceritakan Agus Condro itu benar. Dia pastikan bahwa seluruh anggota Komisi terima khawalah .
Ya karena itu tadi jamane jaman Kolo Bendu, jujur ancur. ora jujur makmur !
Karena kejujurannya ......Gus Condro ora DICALEGKE, malah dipecat dari PDIP.
Nek wong yg punya logika pikir sehat, ya tindakan itu aneh bin ajaib. Tapi dasar logikanya pakai KoloBendu, ya begitu itu.......
Mulane,  Gus.... Gus Condro,  sampeyan  ora   usah kawatir ,Gusti Alloh ora sare Gus.
Sabar dan tawakal. Doa saya dari nKajangan, mudah-2an  Alloh selalu mengucurkan taufiq rahmat dan hidayatNya kepada kita sekalian.


Saturday, September 6, 2008

Wis Geseh Kabeh ........Ora Nggenah...


SBY, Super Toy, dan Super HL

Kisah tentang staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertambah. Bukan dari staf khusus bidang hukum Denny Indrayana yang baru diangkat dan berkantor di Istana. Kisah itu muncul dari staf khusus lama, Heru Lelono.

Kisah terakhir adalah Blue Energy. Kisah penuh misteri pencarian bahan bakar alternatif ini juga muncul dari Heru. Dalam kisah ini, selain Heru, mencuat nama Djoko Suprapto.

Hubungan Heru dengan Djoko adalah hubungan bisnis. Heru adalah Komisaris Utama Sarana Harapan Indogrup (SHI) yang membawahi tiga perusahaan, yaitu Sarana Harapan Indohidro, Sarana Harapan Indopangan, dan Sarana Harapan Indopower. Djoko peneliti pada laboratorium Sarana Harapan Indohidro.

Presiden terbawa-bawa dalam Blue Energy lantaran ikut mempromosikan dan memberikan dukungan untuk proyek SHI.

Ada hubungan

Sejak September 2002, Yudhoyono diangkat sebagai Ketua Dewan Pembina Gerakan Indonesia Bersatu (GIB). Heru adalah Sekretaris Umum GIB. Ketua Umum GIB adalah Suko Sudarso.

Kedekatan ganda di Istana dan di GIB membuat Heru memiliki hotline dengan Yudhoyono. Ketika mencuat kisah Super Toy HL-2, hotline tetap terjaga. Presiden menelepon Heru yang melekat ke Yudhoyono jauh sebelum menjadi presiden.

Super Toy HL-2 adalah varietas padi yang ditanam di lahan 103 hektar di Desa Grabag, Purworejo, Jawa Tengah, sejak Desember 2007. Saat panen raya perdana di kampung halaman Ny Ani Yudhoyono ini, Presiden datang dan memberi dukungan.

Super Toy HL-2 yang belum memiliki sertifikasi dipromosikan dapat dipanen tiga kali per tahun, tanpa perlu menanam ulang bibit. Kapasitas panen 15,5 ton gabah per hektar.

Optimisme Presiden terhadap Super Toy HL-2 mencuat. Menurut SHI, Super Toy HL-2 ditemukan Tuyung Supriyadi dengan menyilangkan Rojo Lele dan Pandan Wangi. Tuyung saat ini berkantor di laboratorium SHI di Cikeas, Bogor. Sebelumnya, Tuyung adalah pegawai perusahaan benih milik pengusaha Korea.

Nama Super Toy HL-2 adalah gabungan nama Tuyung sebagai penemu dan Heru Lelono sebagai pembuka jalan penyebaran benih. ”Pak Tuyung ingin menghormati Pak Heru sehingga varietasnya diberi nama tambahan HL,” ujar CEO SHI Iswahyudi yang di GIB menjabat wakil sekretaris umum.

HL menjadi nama sandi Heru. Sebelum merapat ke Yudhoyono, HL adalah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. VW Caravelle warna biru yang kini digunakan Heru juga diakhiri huruf HL setelah nomor B 1255.

Untuk kedekatannya dengan Yudhoyono, Heru mengaku memiliki komitmen pribadi. Karena itu, ketika ada desakan mundur, Heru tenang-tenang saja. Desakan mundur dikemukakan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Achmad Mubarok. ”Kalau saya memperburuk citra dan membuat SBY seperti orang bodoh, pasti saya sudah dipecat,” ujar Heru.

Heru mengatakan, SBY bukan boneka yang bisa dibawa ke sejumlah proyek yang digagasnya. Super Toy, Super HL. (INU)

Friday, September 5, 2008

''Politikus Lakukan Penyimpangan Jangan Dipilih Lagi''

KAJEN - Gerakan nasional antipolitikus busuk yang diserukan beberapa tokoh LSM di Ibu Kota mendapat sambutan positif dari masyarakat Pekalongan. Beberapa tokoh masyarakat dan LSM yang tergabung dalam Forum Lintas Pelaku (FLP) bahkan berniat melakukan gerakan yang sama di Kota Santri.

Ketua FLP Kabupaten Pekalongan Drs H Noorzain Thoat mengatakan, jika ada anggota Dewan yang sekarang masih menjabat dan terbukti melakukan penyimpangan, mereka tak layak dicalonkan lagi sebagai anggota legislatif.

''Logikanya, jika terbukti melakukan penyimpangan dan melanggar undang-undang, mereka tak layak lagi mencalonkan diri dan masyarakat jangan memilih mereka,'' tegasnya di sela-sela diskusi akhir tahun yang digelar FLP di Sekretariat FLP di Wiradesa, belum lama ini.

Noorzain tidak membantah adanya kemungkinan FLP akan memelopori gerakan antipolitikus busuk di Kabupaten Pekalongan, seperti yang sudah didengungkan beberapa LSM di Ibu Kota. ''Kami tengah melakukan persiapan dan konsolidasi dengan beberapa elemen. Jika memang memungkinkan dan ada data yang valid, kami akan melakukan gerakan yang sama,'' ujarnya.

Proses Hukum

Saat ini FLP, kata dia, tengah berkonsentrasi melanjutkan proses hukum terhadap gugatan kepada 45 anggota Dewan yang dianggap melanggar tata tertib anggaran karena melakukan duplikasi anggaran asuransi dalam APBD 2001-2002.

Angota Dewan, kata dia, menggunakan PP Nomor 110/1999 untuk memasukkan anggaran asuransi anggota Dewan dalam APBD. Namun, dalam pos sekretariat daerah juga ada pos pembayaran asuransi Rp 135 juta untuk 45 orang. ''Dari hasil investigasi kami, para karyawan di Pemkab mengaku tak pernah mendapatkan dana itu. Lalu, 45 orang itu siapa?'' tandasnya.

Pencantuman dua anggaran untuk asuransi itu, kata Noorzain, jelas duplikasi yang melanggar ketentuan anggaran. ''Jika itu dianggap kesalahan adminisitrasi, seharusnya uangnya dikembalikan ke kas daerah,'' tandas dia.

Noorzain membantah jika dianggap menghentikan gugatan dan menyelesaikan lewat konsesi politik. ''Kami akan terus maju dan tak akan melakukan deal dengan siapa pun.''

Dia meminta agar Kejaksaan Negeri Pekalongan secepatnya memproses aduannya yang hampir setengah tahun tersebut, sehingga bisa disidangkan. Jika dalam peradilan tersebut nanti terbukti para anggota Dewan melakukan penyimpangan, ujar dia, otomatis mereka tak layak mencalonkan diri dalam pemilu mendatang. (G16-17e)

Wednesday, July 2, 2008


Nyantai ........ ah


Holopis Kuntul Baris

Sunday, June 15, 2008


Es Krim Sakpore

Sunday, June 8, 2008


Bersama Kita ( Tidak ) Bisa






Tuesday, April 1, 2008

Meyambut 102 Tahun Ngkalongan
Edan ah.... nganggo Ulang Tahun mbarang
Top Markotop - Sakpore

Kang Jasir (Jowo Pesisir)
Kambek Mas Jaman (Jowo Pedalaman)

Kalau kita kojahan tentang masyarakat Jowo, assosiasi kita ya masyarakat yang tinggal diPulau Jowo yang membentang dari Anyer sampai Banyuwangi. Tapi masyarakat yg menghuni di Planet Jowo tidak semuanya mau disebut Wong Jowo.

Orang Serang atau Tangerang, menyebut dirinya wong Banten. Orang Ciledug atau Meruya Jakarta, tidak mau disebut Wong Jowo, dia bilang, Orang Betawi..

Apalagi orang2 Jawa Barat, disebut Sunda. Secara sosisologis dan antropologis ya memang begitu . Yang mau nyebut dirinya Wong Jowo, hanya orang2 Jawa Tengah, Jogya, Solo ,

Tentang Wong Jowo Jawa Tengah, Jogja dan Solo, biasanya persepsinya menjadi bias,.
Masyarakat di Jawa Tengah dan DIY digeneralisir seluruhnya Wong Jowo. Sehingga pernik2 budayanya dianggap tunggal. Contoh dalam upacara kawinan,. Wong Ngkalongan. ,(karena dianggap Wong Jowo ) kalau mantenan, ya mengikuti seremoni budaya Jogja atau Solo, yang dianggap sebagai pusatnya budaya Jowo. Ya pakai cucuk lampah, pakiannya mempelainya busono kraton bahkan adicoronya pakai boso yang tirik2, padahal ora reti artine.

Secara etnologis dan budaya, Jowo Jawa Tengah dan DIY itu dapat digolongkan menjadi dua entitas, yaitu Jowo Pesisir dan Jowo Pedalaman.

Yang pesisir, yang mendiami wilayah Pantura (antara lain Wong NgKalongan), disebut KANG JASIR (Jowo Pesisir) dan yang pedalaman –jauh dari pesisir -, seperti Solo, Jogja dan daerah2 sekitarnya, Bantul, Wates, Kulon Progo, Sragen, Karanganyar dlsb. disebut MAS JAMAN ( Jowo Pedalaman). Sudah barang tentu pernik2 budayanya jauh berbeda.

Kang Jasir karena jauh dari Pusat Kraton, biasanya punya sikap egaliter. Semuanya sama, tidak ada batas, tidak ada unggah-ungguh. Lebih demokratis, terbuka. Semuanya sama, yang beda hanya kwalitas taqwanya dihadapan Kanjeng Gusti Alloh .

Beda dengan Mas Jaman, karena dekat dengan pusat kekuasaan Kraton, orang2nya lebih memperhatikan sopan santun, unggah ungguh , bahkan dalam pergaulan sehari2nya, menggunakan boso kromo yang tirik2 itu. Sebagaimana ketika mereka menghormati Rajanya. Oleh karena itu, kita harus maklum kalau Mas Jaman kadang2 “godeg2” lihat tingkah laku Kang Jasir dalam pergaulan sehari2. Ora nganggo totokromo. Sakpenake dewe !. Maklum karena -ya itu tadi- Mas Jaman terbiasa hidup teratur, penuh sopan santun ……. Injih…..monggo….. nuwun sewu…Jadi Mas Jaman, jangan kaget kalau Kang Jasir Ngkalongan suka ngobral kata2 : edan, raimu, gebleg ! Kata2 ini merupakan ekspresi kehangatan dan kelezatan pergaulan dan persaudaraan.

Jangankan dengan sesame kawan, Kang Jasir Ngkajangan kalau omong sama orang tuanya , ya biasa saja. Lempengan , ngga pake boso2 kromo yang tidak difahaminya .
Entres dan enjoy saja.Ya saking egaliternya. Boso kromo dianggap Boso Ketoprak.

Waktu dulu saya Nyantri di UGM Jogja, pesan Bapak saya antik “ Le kowe tak sekolaheke nang Gajah Mada Jogja kuwi ben pinter, . dudu ben dadi pemain Ketoprak " Jawab saya: “ paham.. paham Pak, ojo kuwatir beres ….. !“ Biasanya dengan jawaban begitu, sangune mesti ditambah….. ha..ha…

Oleh karena itu kalau Kang2 Jasir, mau mantu anake, yo mustinya pakai budayanya sendiri. (budaya khas Ngkalongan ) Mantennya lanang pakiannya model Baju Koko, kopiah Hitam Hasan Sukur, sarung batik osli Ngkalongan. Begitu juga manten perempuannya, pakai kerudung / jilbab, dan jarik batik osli Pekalongan.ditambah nganggo tesmak (kocomoto) ireng , ben tambah afdol. Iring-2an mantennya waktu mau dipertemukan, pakai terbang kencer Bring.. tong….bring….tong2… bring….. !

Pengatur acaranya ya pakai bosone Kang Jasir Ngkalongan :

”….. Sedulur2 kabeh… alkhamdulillah …. Kowe kabeh biso teko nang resepsi iki, berarti nglegakke. Aku minangko wakil kadek Sohibaul Bait, matur nuwun yang banyak. Resepsi mantenan iki , yo kuwi, resepsi mantenan anake Pak Kaji Djupri sing arane : Moh. Iqbal melawan anake Pak Kaji Dullah sing arane Siti Markonah………

Bring…tong2….bring…. Salatulloh Salamulloh …….” Suarane terbang kencer Njayan Buaran."

Selamat Ulang Tahun Ngkalongan


Tuesday, February 19, 2008


Selamat Datang Bencana !

Artikel khusus untuk Bulletin PIJAR

Tahun 2008 ternyata bukan tahun “Visit Indonesia 2008/ Kunjungan Wisata” sebagaimana dicanangkan oleh Pemerintah. Dengan V-I 2008 Pemerintah mengharapkan pada 2008, 6 juta wisatawan akan datang ke Indonesia . Secara ekonomik itu adalah devisa !

Kita boleh mengharap , tapi ternyata yang datang ke Indonesia pada awal 2008 bukannya Wisatawan, tapi Bencanawan.

Diairport CKG ( Cengkareng), ribuan orang tertahan karena Montor Mabur tidak didizinkan take off dan landing. Selama 3 hari para pengguna pesawat terbang tertahan di CKG, dikepung dan disambut oleh Bencana banjir.

Pulang ke Jakarta tidak bisa, berangkat dg pesawat tidak bisa. Disana banjir, disini banjir, dimana2 banjir. Ironisnya pada saat yang sama , kawasan hunian super mewah Pantai Indah Kapuk, yg terletak disepanjang jalan tol menuju CKG , - kawasan hunian (kata pengamat lingkungan) , yang menyebabkan banjirnya jalan tol ke bandara CKG – dengan gencarnya mengiklankan huniannya dengan segala kesombongannya “ hunian prestisius, hunian setara berlian yang tiada taranya…..bla… bla… “

Kunjungan Bencanawan tidak hanya singgah di Jakarta saja, tapi juga mengunjungi Solo, Jepara, Pati . Kudus, Rembang Bojonegoro, Lamongan , Besuki. Daerah2 di Jawa Barat , Sulsel , Sumatera dan malah sempat mampir juga ke Pekalongan. Dikab Pekalongan. bukan saja beberapa desa banjir , juga beberapa desa longsor. Lha ora longsor piye, wong kawasan hutan Pekalongan dimodel potong rambut pemain2 bola Eropa…. digundul oleh pembalak2 liar! .Di Pati karena banjir, antrean kendaraan truk mencapai 30 km. Jalan trans Jawa rusak berat. Bagaimana tidak rusak , jalan yang seharusnya hanya untuk menopang beban 10 ton, dibebani 50 – 60 ton. Sehingga life time jalan yang seharusnya bisa tahan 10 tahun, hanya tahan 2 bulan.

Banjir, longsor ,kerusakan alam adalah akibat sikap kita yang tidak bersahabat dengan Alam dan lingkungan. WALHI ( Wahana Lingkungan Hidup Indonesia ), melaporkan bahwa th 2007, terjadi 145 bencana di Indonesia, dan sekitar 125 kasus bencana disebabkan karena ulah dan perbuatan manusia.

Keadaan ini telah dilukiskan dengan jelas dan terang oleh Al Quran, yaitu ketika Allah memberikan signyal dalam Ar-Rum : 41

[30:41] Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Atas musibah bencana yang datang silih berganti itu ,pertanyaan besarnya, adalah “dimana dan kemanakah engkau Islam”.

Al Quran menyebut tentang bumi (ardh) tidak kurang 456 kali. Dalam Al Jaatsiyah :13 dan Surat Luqman : 20 Allah memberikan statement :

[45:13] Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.

[31:20] Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni'mat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.

Pesan Quran tsb. diatas dengan ketajaman nalar , secara bebas dapat difahami dengan bahasa dan nuansa yang sama , bahwa Allah telah menjadikan sumber daya alam dan lingkungan sebagai daya dukung kehidupan. Namun demikian masih saja ada sebagian manusia yang mempertanyakan kekuasaan Allah secara sembrono tanpa alasan2 rasional (pengetahuan) .

Jelaslah sudah, bahwa “bersahabat” dengan SDA dan lingkungan, secara Quranik , menjadi kewajiban muslim dan muslimah.

Karena dia adalah sahabat, maka tidak sepantasnya diperlakukan semena2. Ketika kita memperlakukannya secara beradab, dia akan menjadi ramah dan menjadi penopang daya dukung kehidupan. Sebaliknya ketika kita memperlakukannya secara “dholim” , dengan merusak ekosistem kehidupannya, pastilah dia akan murka. Itulah yang sedang kita alami sekarang ini. Banjir, longsor adalah muara kemurkaaan mereka, karena dia telah kita perlakukan semena2.

Sekarang kita harus jujur, apakah kita telah sepenuhnya memahami dan mengamalkan pesan2 Quran terhadap SDA dan lingkungan. Masalah SDA dan lingkungan masih dianggap sebagai masalah sekuler. Kita masih saja asik dengan soal2 “halal haram dan sesat menyesatkan” dan masih saja asik dengan simbol2. Sehingga nyaris kita tidak faham mana Islam Budaya dan mana Islam Syariah . Kita masih belum – atau kurang – memberikan porsi pada masalah2 muammalah (sosial). Kita masih asik saja dengan paradigma , bahwa masalah2 Islam adalah masalah2 ritual. Kesalehan sesorang masih diukur, seberapa jauh dia “berjamaah di Masjid”, pergi mengunjungi pengajian. Sikap seperti itu benar, tapi tidak kemudian melupakan kewajiban2 muammalahnya. Yang musti kita bangun disamping saleh ritual , kita juga wajib menjadi saleh sosial

( peduli terhadap masalah2 sosial disekeliling kita) termasuk salah satunya adalah masalah lingkungan.

Oleh karena itu sudah saatnya kita , para ustadz, kyai, mubaligh2 Muhammadiyah , memberikan porsi yang seimbang dalam menyampaikan kajian2 ke Islamannya , baik masalah2 ritual keagamaan , maupun masalah2 sosial yang menjadi “problem” kehidupan kita. Sehingga dengan demikian Mubaligh2 Muhammadiyah, menjadi Mubaligh Organik, Mubaligh yang piawai mensitir pesan2 Quran dan Hadits dan cerdas mencermati masalah2 sosial . Islam adalah “problem solver” bukan “trouble maker”. Islam adalah agama yang “memecahkan masalah tanpa masalah”.

Fastabiqul Khoirot

Nasrun Minnalloh Wa Fatkhun Qorieb

www.faridakhwan.net

farid@faridakhwan.net

Sunday, January 13, 2008





Rame2 Soal Pak MODIN

"Bonggan Kowe Gelem Dadi Rakyat”


Saya blas ora ngerti , saya kira Pak Modin itu ya Pak Lebe, walah jebulnya singkatan Mobil Dinas. Maklum wong nDeso klutuk.

Lha minggu2 ini, Pemkab Pekalongan lagi diramaikan dengan masalah Pak Modin. Critane pigimana ? Begini. Bu Bupati dan Pak Wakil Bupati, saiki nganggo Modin gressss. Bupatinya pakai Modin Camry Toyota Djepang sing harganya 0,5 milyar . Pak Wakilnya pakai Modin Honda Accord Djepang . jare regane 400-an juta punjul.

Kang Panjul sing dodolan segomegono lesehan, sing mangkal nang Pasar Mbabrik Ngkajangan gumun “ lho ..? Bupati sama Wakile kan wis ngannggo mobil, lha mobilnya sing mbiyek dikapakke ? “

“Y o mbuh ! kok takok karo aku !” jawab Rahit Pitut tukang becak .

“ Takok bae ra karo Bupatine “ sambung Nju Sripah bakul sego pindang tetel.

“ Kowe kuwi mesti ketinggalan sepur, Ketua DPRD-re yo wis suwi sih, nganggo Honda Taufic” sambung Ali Kuping , bakul sayur.

“ Taufic sopo, Honda kok Taufic. Taufic kuwi kan anake Kaji Soleh” kata Sripah

“ Honda Civic Accord” tegas Rahit Pitut

Gumunnya para rakyat dibawah yang nggak ngerti apa2 ini, juga jadi gumumnya para elite Partai , Ormas dan LSM.. Sekretaris PKB Kab.Pekalongan , mempertanyakan tentang pembelian Modin, demikian juga Ketua PC NU Kab.Pekalongan. “ Nggak punya sense of crisis” kata Ketua NU.

Pimpinan LSM, juga godeg2. Karepnya itu gimana. Wong rakyatnya lagi pada susah, kok Bupati dan Wakilnya dan Ketua DPRD-nya , gaya pakai mobil mewah. Kalau uang beli mobil itu diperuntukkan untuk kebijakan2 yang menyejahterakan rakyat , kan lebih baik. Nggak usah gayalah, kata Pimpinan LSM.. Jangan model BOGOR, biar tekor asal kesohor !

Sebelum masalah Modin ini muncul di publik , secara langsung dalam diskusi yang diselenggarakan FASTABIQ INSTITUTE Muhammadiyah Kab.Pekalongan, tanggal 21 Juli 07 yang lalu, Ketua Muhammadiyah Kab.Pekalongan sudah memberikan sinyal, bahwa Kab.Pekalongan perlu meniru Kab.Jembrana Bali. Daerah paling misikin di Bali, dengan PAD 11,2 milyar, penduduknya 257 juta dan APBD-nya hanya 259 milyar, tapi policy2nya benar2 pro Rakyat. Sekolah dari SD sampai SMA gratis SPP. Rakyat suntik dan beli obat gratis. KTP gratis dan masih banyak kebijak2nya yang pro Rakyat. Dan Pak Bupatinya I Gde Winasa yang dokter gigi (untu), modin-nya hanya TOYOTA HARDTOP 1978. . Opo ora por !

Kenapa Pak dokter untu Winasa begitu hebat ? Ketua Muhammadiyah Kab.Pekalongan menjelaskan, resepnya gampang. Priye ? “Ngko ndisik aku pak udud ” , kata Pak Ketua Muhamamadiyah. Setelah rokok Sukun-nya habis. Dia berceritera. “ Pak Bupati Winasa begitu pro rakyatnya, resepnya hanya satu “ Dia setiap hari berhasil mengalahkan “ hawa nafsunya”
( Hawa = kepentingan dan Nafsu = diri sendiri). Dia setiap hari berperang melakukan “jihad akbar”. Dan ketika hawa nafsunya bisa ditaklukkan, yang menang adalah Hawa Ummat
( Kepentingan Rakyat). Pak Winasa (meskipun di orang HINDU )merasakan benar apa yang dikatakan Kanjeng Nabi Muhammad SAW, bahwa berperang melawan hawa nafsu adalah perang besar ( Jihad Akbar).

Pak Ketua Muhammadiyah meneruskan. “Kenapa para Bupati , Walikota dan Pak Gubernur yang notabene telah berkunjung ke Jembrana, untuk ngangsu kaweruh atas keberhasilan Jembrana sebagai daerah yang paling berhasil dalam mengetrapkan OTDA, ( 300 Kab dan Kota dan 10 Propinsiti telah berkunjung ke Jembrana) )tidak berhasil mengetrapkan kebijakan2 seperti Jembrana, jawab-e gampang lhour , Pak Bupati, Pak Wali dan Pak Gub, belum berhasil mengalahkan Hawa Nafsunya “

Jadi persoalannya bukan daerah Miskin atau daerah Kaya, tapi muskila kabirnya (masalah besar) hanya HAWA NAFSU tok lhour. Selama Hawa Nafsu mengalahkan Hawa Ummat jangan harap kebijakan2 Pemda akan Pro Rakyat.

“Lha kalau begitu terus pigimana” kata Ngkoh Tjun Hwie Kedungwuni

“ Bonggan kowe gelem dadi Rakyat “ ….. “ Ah ente ! “ <>


Pasar Sentiling


Saya mau ngobrol tentang kota saya, Kota Batik Pekalongan, tanah air ente dan ana !Bagi wong ngKalongan kuno ( lahir dibawah th 1960 ) pasti ingat Pasar Senteling. Pasar Legendarisnya kota Pekalongan. Letaknya ditengah2 kota, dijalan Sultan Agung. Gapuranya yang antik dengan arsitek khas Londo. Saya yang tinggal di Pekajangan ( 8 km dr Pekalongan), setiap hari libur Jumat pasti wisata ke Pasar Senteling. Biasanya dengan bersepeda "Jengki", sebelum ke Ps Senteling mampir dulu di Toko Buku Bapaknya Abdurahman Saleh Jaksa Agung, namanya Toko Buku Raja Murah, berdampingan dengan Toko Kopiah Raja Obral, dijalan Keplekan ( Hayam Wuruk).Wan Saleh,bapaknya Rahman Jaksa Agung ,orangnya hangat dengan kaos oblongnya Cap Lombok dan bersarung Fulikat Kotak Sembilan kita ngobrol ngalor ngidul ,sambil lihat2 buku . Setelah selesai biasanya tidak lupa mampir ke Toko Baljun ,toko Olah Raga dan Alat2 Musik , toko itu milik ayahnya Ama' Baljun yang dramawan itu..Wan Baljun sang Bapak , pemain legendaris Ps.Al Hilal, Tendangannya jangan tanyaklah. Sepertinya tendangannya Beckham yg sekarang polupler itu, (jangan2) meniru tendangannya Wan Baljun.Bahkan saking populernya "sekitan" / tendangan Wan Baljun, diabadikan dikaca tokonya dengan gambar Wan Baljun lagi "nyekit"/nendang bola. Sambil pakai sarung, biasanya Ama' Baljun sehabis pulang sekolah, menunggu tokonya dipojok Jalan Hayam Wuruk. Suatu ketika saya mau beli Guitar model ELPIS (Elvis), sambil Guitar itu saya pegang2 dan saya mainkan, Ama' Baljun bilang " Guitar ini suaranya masya Alloh, anda petik senarnya, gaungnya sampai Ps. Senteling....". Ngga Percaya ? Saya petik senarnya ente lari cepat ke Ps.Senteling " Kalau nggak sampai gaungnya nggak usah dibayar ! Hebat kan !"Setelah kedua toko itu kita kunjungi , barulah kita ramai2 menuju Ps.Senteling. Pasar yang indah , artistik yang menyimpan sejuta kenangan.Dipasar yg artistik dan nyaman itu, puluhan makanan khas Pekalongan tersedia. Taota ayam Pak Jo, Taoto Tjarlam, Gado2 Amat, Lontong Ngglebed Pak Nur, Gado2 asli Pekalongan Pak Tarjo, Lontong Ayam Pak Badrun....... Kios2 batiknya juga ngangeni. Kios Batik dan Sarung Kaji Tuhri, Babah Mbing, Tukang harloji dan kocomoto Mastur. Sambil ngisep rokok Sukun biasanya kita ngobrol dikios2, sambil lihat lalu lalangnya orang dipasar. Dan tidak lupa biasanya kita nonton permainan Ularnya Kassan, penjual obat.
Kenangan indah itu tamatlah sekarang. !!Atas nama moderenitas Pemkot Pekalongan membuldozer Pasar Senteling (2000). Ratusan pedagang2 kecil terputus mata rantai marketnya. Padahal mata rantai marketnya dibangun oleh mereka bukan 1-2 tahun tapi puluhan tahun. Sehingga kalau kita mau belanja batik atau sarung, pastilah sudah tau dan langsung ketempatnya Pak Haji Tuhri atau Babah Mbing. Fanatisme pelanggan inilah yg mereka bangun puluhan tahun. Tp ya itu tadi karena katanya demi moderenitas, pasar sudah kumuhlah dll. pasar legendaris itu perlu dan penting untuk dirobohkan. Masalah ini menjadi "penyakit" Walikota/Bupati dimana2, bahwa apabila, jikalau akan habis masa jabatannya, ditangunggung dan pasti dibangun Mall, katanya tuntutan jaman (yang bener aja ) moderenitas atau komisi ? Contoh kasus banyak hal ini terjadi di Jawa Tengah.Mereka lupa, bahwa policy itu mendholimi pedagang2 pasar yang berada didalamnya.Sekarang ? kita tidak tahu lagi dimana kiosnya H.Turi, Babah Mbing, Opor Ayam Badrun. Mereka tergusur, karena tentu saja tidak mampu nebus kiosnya. ,bahkan sekarang 1400-an kiosnya tutupLengkaplah sudah "derita" saudara2 kita warga Pasar Legendaris Senteling, mereka pada mrebes mili. Oh... Sentelingku .... !