Monday, June 4, 2007

Melacak Jejak Olah Raga Sepak Bola Pekalongan
Sarapan Segomegono opo Sarapan APBD ?


Tahun 50-an -sampai 70-an , jagat Pekalongan kayaknya seperti Inggris jaman sekarang dengan Liga Premier-nya . Jaman itu "sepak bola" menjadi agama di Pekalongan. Wong Ngkalongan kalau pergi nonton Bola, sepertinya -kalau sekarang- mau hadir di pengajian Istighozah Qubro. Nom tuo - kalau ada pertandingan bola - tumplek bleg di lapangan. Ada yang pake sarung, pakai celana dan biasanya berkopiah. Kopiah itu perlu, sebab biasanya diuncal2ke kelangit kalau Kesebelasan favoritenya cetak gol.

Jaman itu, kesebelasan2 yang jadi favorite masyarakat Pekalongan, antara lain, Kes. POP Pekalongan (Persatuan Olah Raga Polisi ), Kes. Hizbul Wathon (HW) Pekajangan dan Kes. Al-Hilal Kampung Arab Pekalongan . Kalau sekarang Chelsea, MU dan Arsenal jadi kebanggaan wong Inggris, maka Pekalongan, dulu juga punya kesebelasan kebanggaan POP, HW dan ALHilal. Disamping Pekalongan punya 3 kesebelasan legendaris , tetangga sebelah : Comal , juga punya kesebelasan yang cukup top markotop pula, namanya Ps. RODA, singkatane Rukun Ora Dadi Alane. Symbolnya roda Glinding ! Opo ora Sakporeeee ?!

Stadion Wembley-nya Pekalongan, ya Stadion Kraton, yang jadi stadion kebanggaan. Asri, asyik dan berwibawa. Setiap ada tanding bola, didepan stadion banyak warga yang buka titipan sepeda . Maklum jarang yang punya sepeda motor. Pernah suatu kali, saking kesusunya , tetangga saya , begitu sampai di Stadion Kraton, sepedanya diserahkan kepada seseorang yang dikiranya petugas titipan sepeda. Begitu pertandingan selesai dan mau pulang, tentu saja sepedanya hilang, lha wong yang tadi dititipi sepeda jebulnya, bukan petugas titipan sepeda.
Kalau saya biasanya dari Ndeso Ngkajangan rame2 sama teman2 naik Glinding, menuju Wembley Kraton Pekalongan.

Sampeyan pasti masih inget , Olympiade Melbuorne tahun 1956, dikota Melb. OZ (Australia).
Penonton di Melb waktu itu kagum, ketika Kes Indonesia bermain lawan USRR (Uni Sovyet). Salah satu yang dikagumi, adalah pemain kecil pendek yang kalau ngekop (ngendas) - heading- sangat berbahaya sekali. Namanya Kasmuri ! pemain legendaris Ps.POP Pekalongan. Kalau main dia bergerak lincah kaya kancil. Waktu itu hasil pertandingannya 0-0 . Indonesia waktu itu geger. Lha Sovyet yang disegani di Eropa tdk berkutik lawan Indonesia., gara2 Kasmuri wong Ngkalongan . Karena draw, pertandingan diulang keesokan harinya, sayang Indonesia kalah 4-0. Kente'an Bensin !. Terlepas kekalahan itu, kita sebagai wong Ngkalongan " senenge por !". Gara2 Kasmuri yang anggota Polisi Pekalongan.

Pemain2 legendaris Ps.POP yang ngetop waktu itu, disamping Kasmuri , kita mengenal kakaknya Kasmuri yg namanya Wahyono, yang bermain sebagai, gelandang. Sukirman, kanan dalam. Barki kiri luar. Barki ini mengingatkan kita dengan Ryan Giggs pemain sayapnya MU.
Juga ada Slamet palang pintu POP. Ada Babud, back kanan handal. Djasdan yang gayannya kayak Edwin Van de Sar, kipernya Kes Nasional Belanda.

Kalau Kasmuri pernah bikin geger Olympiade Melb., Dullah Kelip legendaris Ps. ALHilal, pernah juga gegrkan Stadion Gelora Senayan. Dullah pemain seangkatan Sucipto, adalah pemain handal PSSI. Sama seperti Kasmuri, kecil, pendek, tapi lincah, kayak kelinci. Dulu kalau dia main di Senayan, dengan cara apapun saya pasti nonton. Ps. Al Hilal, terkenal dengan permainan bolanya ala Brazil. Legendaris2nya, seperti Dillah, Ali Kelip ( Mantan Rektor Unisulla) kakak Dullah Kelip. Dan yang tak terlupakan pastilah Saleh Saqbal. Kiper handal Al Hilal yang pernah menggagalkan tendangan gledeknya Ramang pemain top Indonesia waktu itu, ketika Ramang bersama Ps. PSM Makassar main di Stadion Kraton Pekalongan melawan Ps. Al Hilal Pekalongan.

POP dan Al Hilal adalah kesebelasan2 legendaris Kota Pekalongan. Lha kalau legendaris Ndesonya Pekalongan, yaitu Pekajangan, adalah Kes. HW ( Hizbul Wathon) yang artinya Pembela Tanah Air. Seperti POP dan Al Hilal, Ps. HW sangat terkenal dan dikenal didunia Sepak Bola Jawa Tengah bahkan Indonesia. Waktu itu banyak klub2 Jakarta, seperti Pelita Jaya, Arseto, Jayakarta , Maesa sering lakukan uji coba di Pekajangan nglawan HW di Stadion HW Pekajangan. Di Jateng HW sangat disegani, lawan tanding yang keras tapi sportip, pastilah Ps. UNDIP Semarang, yang waktu itu masih diperkuat oleh Sartono sekarang pelatih, Halilintar, C.Sutadi dll. Tapi yang hebat dan harus ditonton, jika Ps. HW Pekajangan nglawan Ps.HW Jogya. Pasti heboh. Karena disamping main bola, ada tambahannya, jotos2an. Padahal sama2 HW-nya.

Pemain2 legendaris HW tahun 50-an pastilah H.Akhwan Syahri second strikernya HW yang gorengan bolanya seperti Raymond Kopa pemain legendaris Hongaria yang kemudian dibeli Real Madrid Spanyol. Legendaris lainnya, seperti H.Duladi, H.Asror, H.Lazim Sayuti, H.Dwijo, Husni, H.Harto Saleh, Arman Arsyad dan H.Sadeli AMGAL (Amret Galeng). Yang kalau mau main "gares"nya diolesi aji2an, yang katanya kalau garesan "ben ora kroso". Ha... ha.... ha....
Kipernya wah ora ono mungsuhe, hebat dan top, namanya Lie Tjing, Cino Kedungwuni yang kalo nagkap bola mabur kayak "alap2". JLEPPPP !

Ditahun 60, 70-an barulah HW menyumbang dua pemainnya ke PSSI, masing2 Risqon Akhwan dan Chaerul Akhwan, kakak adik, putra kandung Raymond Kopanya Ngkajangan H.Akhwan Syahri.Chaerul yang biasanya dipanggil Tjak-Ul, saking hebat mainnya, diambil Ps.UNDIP dan kemudian diambil Ps.Angkasa (AURI) Jakarta dan disekolahkan sampai jadi Sarjana. Sekarang Notaris di Pemalang. Banyak pemain2 legendaris Ps.HW yang diambil oleh Pemda Pekalongan, Perhutani, BNI, BRI, seperti : H.Abdulhamid MM (sekarang Ass 2 Pemkab Pkl), H.Sudoko, Tjatono (BNI 46), Eddy Yusuf, Amat,Hendri ( Perhutani ), Marnoto (Asskeu Proteksi) dll.

Dulu mereka hebat. Dan pemain2nya sakpore. Mereka hebat tanpa ditopang UANG RAKYAT . Mereka sadar, bahwa APBD tidak pantas untuk membiayai Sepak Bola, APBD ya uang Rakyat yang wajib diperuntukkan untuk Kesejahteraan Rakyat.

Orang2 sekarang, kata mereka, perlu diluruskan cara berpikirnya. Ada yang salah ketika melihat hubungan antara Rakyat - Negara dan Pemerintah. Pemerintah itu tidak memiliki uang. Yang punya uang itu Rakyat. Uang Rakyat itu dihimpun oleh Negara dari iuran Rakyat berupa : pajak2 , retribusi2 dll. Kemudian oleh Negara dititipkan dan DIAMANATKAN kepada Pemerintah, untuk digunakan sesuai kepentingan dan kesejahteraan Rakyat . Lha Sepak Bola itu apakah bagian dalam rangka untuk menyejahterakan Rakyat ?

Dulu mereka hebat, karena SepakBola dikelola dengan prinsip2 tata kelola yang baik. Sepak Bola menurut mereka, diposisikan sebagai "industri hiburan " yang dikelola seperti halnya sebuah industri. Dipimpin orang2 yang ngerti sepakbola, jangan tidak ngerti tapi karena ingin populer mau dijadikan Pengurus. Dulu kita nggak ngerti siapa Pengurus Persip,POP,HW, yang kita kenal hanya pemain2nya. Kalau sekarang ? pemain2nya tidak kita kenal, tapi yang dikenal Pengurus2nya. Kita juga tidak tau Pengurusnya MU,Cheksea atau Arsenal, yang kita kenal pemain2nya, Hendry, Rooney,Makalele, Peter Crouch, Evra .
Dan dengan sombong khas Ngkalongan mereka bilang " Inggris, Spanyol, Jerman, maju sepakbolanya ya karena niru Ngkalongan. Ora Ngandel ?" Dasar Ngakalongan, kalo nggak umuk dudu Ngkalongan ! Ha ah pok ?!

Yang pasti, menurut Lembaga Survey Republic Megono , dulu Sepak Bola Pekalongan itu hebat , karena - ternyata- tiap pagi tidak melupakan sarapan SegoMegono.
Jadi kalau PERSIP (Persatuan Sepak Bola Pekalongan ) dan PERSEKAB (Persatuan Sepak Bola Kab.Pekalongan ) mau hebat seperti POP - Al Hilal dan Ps.HW , ya jangan lupa sama Sego Megono . Bukan sarapan APBD. Cobak deh. Pasti MakJozzz !

2 comments:

Unknown said...

Tata letak keseluruhan sudah bagus. Cuman, font- hurufnya kalau bisa seragam, jangan beda-beda antar posting. Jangan terlalu kecil dan rempet, jadi agak pusing kalau dibaca. Juga kalau bisa font Arial 12. Spasi 1,5. Ini standar international untuk; dan paling mudah dibaca di layar komputer.

Unknown said...

hahaha. . .pekalongan memang top markotop. . .ckkckkckk. . .ayo maju persip pekalonganku